Rabu, 30 Desember 2009

Chatting dengan Tuhan

BUZZ!!!

TUHAN : Kamu memanggilKu ?

AKU: Memanggilmu? Tidak.. Ini siapa ya?

TUHAN : Ini TUHAN. Aku mendengar doamu. Jadi Aku ingin berbincang-bincang denganmu.

AKU: Ya, saya memang sering berdoa, hanya agar saya merasa lebih baik. Tapi sekarang saya sedang sibuk, sangat sibuk.

TUHAN : Sedang sibuk apa? Semut juga sibuk.

AKU: Nggak tau ya. Yang pasti saya tidak punya waktu luang sedikitpun.
Hidup jadi seperti diburu-buru. AKU: Setiap waktu telah menjadi waktu
sibuk.

TUHAN : Benar sekali. Aktifitas memberimu kesibukan. Tapi produktifitas
memberimu hasil. Aktifitas memakan waktu, produktifitas membebaskan
waktu.

AKU: Saya mengerti itu. Tapi saya tetap tidak dapat menghidarinya.

AKU: Sebenarnya, saya tidak mengharapkan Tuhan mengajakku chatting seperti ini.

TUHAN : Aku ingin memecahkan masalahmu dengan waktu, dengan memberimu
beberapa petunjuk. Di era internet ini, Aku ingin menggunakan medium
yang lebih nyaman untukmu daripada mimpi, misalnya.

AKU: OKE, sekarang beritahu saya, mengapa hidup jadi begitu rumit?

TUHAN : Berhentilah menganalisa hidup. Jalani saja. Analisa-lah yang membuatnya jadi rumit.

AKU: Kalau begitu mengapa kami manusia tidak pernah merasa senang?

TUHAN : Hari ini adalah hari esok yang kamu khawatirkan kemarin. Kamu
merasa khawatir karena kamu menganalisa. Merasa khawatir menjadi
kebiasaanmu. Karena itulah kamu tidak pernah merasa senang.

AKU: Tapi bagaimana mungkin kita tidak khawatir jika ada begitu banyak ketidakpastian.

TUHAN : Ketidakpastian itu tidak bisa dihindari. Tapi kekhawatiran adalah sebuah pilihan.

AKU: Tapi, begitu banyak rasa sakit karena ketidakpastian.

TUHAN : Rasa Sakit tidak bisa dihindari, tetapi Penderitaan adalah sebuah pilihan.

AKU: Jika Penderitaan itu pilihan, mengapa orang baik selalu menderita?

TUHAN : Intan tidak dapat diasah tanpa gesekan. Emas tidak dapat
dimurnikan tanpa api. Orang baik melewati rintangan, tanpa menderita.
Dengan pengalaman itu, hidup mereka menjadi lebih baik bukan sebaliknya.

AKU: Maksudnya pengalaman pahit itu berguna?

TUHAN : Ya. Dari segala sisi, pengalaman adalah guru yang keras. Guru pengalaman memberi ujian dulu, baru pemahamannya.

AKU: Tetapi, mengapa kami harus melalui semua ujian itu? Mengapa kami tidak dapat hidup bebas dari masalah?

TUHAN : Masalah adalah Rintangan yang ditujukan untuk meningkatkan
kekuatan mental (Purposeful Roadblocks Offering Beneficial Lessons
(to)Enhance Mental Strength). Kekuatan dari dalam diri bisa keluar dari
perjuangan dan rintangan, bukan dari berleha-leha.

AKU: Sejujurnya ditengah segala persoalan ini, kami tidak tahu kemana harus melangkah...

TUHAN : Jika kamu melihat keluar, maka kamu tidak akan tahu kemana kamu
melangkah. Lihatlah ke dalam. Melihat keluar, kamu bermimpi. Melihat ke
dalam, kamu terjaga. Mata memberimu penglihatan. Hati memberimu arah.

AKU: Kadang-kadang ketidakberhasilan membuatku menderita. Apa yang dapat saya lakukan?

TUHAN : Keberhasilan adalah ukuran yang dibuat oleh orang lain.
Kepuasan adalah ukuran yang dibuat olehmu sendiri. Mengetahui tujuan
perjalanan akan terasa lebih memuaskan daripada mengetahui bahwa kau

sedang berjalan. Bekerjalah dengan kompas, biarkan orang lain bekejaran dengan waktu.

AKU: Di dalam saat-saat sulit, bagaimana saya bisa tetap termotivasi?

TUHAN : Selalulah melihat sudah berapa jauh saya berjalan, daripada
masih berapa jauh saya harus berjalan. Selalu hitung yang harus kau
syukuri,jangan hitung apa yang tidak kau peroleh.

AKU: Apa yang menarik dari manusia?

TUHAN : Jika menderita, mereka bertanya "Mengapa harus aku?". Jika
mereka bahagia, tidak ada yang pernah bertanya "Mengapa harus aku?".

AKU: Kadangkala saya bertanya, siapa saya, mengapa saya disini?

TUHAN : Jangan mencari siapa kamu, tapi tentukanlah ingin menjadi apa
kamu. Berhentilah mencari mengapa saya di sini. Ciptakan tujuan itu.
Hidup bukanlah proses pencarian, tapi sebuah proses penciptaan.

AKU: Bagaimana saya bisa mendapat yang terbaik dalam hidup ini?

TUHAN : Hadapilah masa lalu-mu tanpa penyesalan. Peganglah saat ini dengan keyakinan. Siapkan masa depan tanpa rasa takut.

AKU: Pertanyaan terakhir. Seringkali saya merasa doa-doaku tidak dijawab.

TUHAN : Tidak ada doa yang tidak dijawab. Seringkali jawabannya adalah TIDAK.

AKU: Terima Kasih Tuhan atas chatting yang indah ini.

TUHAN : Oke. Teguhlah dalam iman, dan buanglah rasa takut. Hidup adalah
misteri untuk dipecahkan, bukan masalah untuk diselesaikan.

Percayalah padaKu. Hidup itu indah jika kamu tahu cara untuk hidup.

TUHAN has signed out.

Posted by Mas Deni

Sabtu, 26 Desember 2009

Cara Efektif Mengajarkan Anak Bahasa Asing

Jakarta, Di era globalisasi seperti ini, penguasaan bahasa asing mutlak diperlukan. Tak heran jika banyak orangtua yang memasukkan anaknya ke sekolah bilingual (dua bahasa) agar anaknya bisa menguasai bahasa asing dengan baik. Bagaimana cara efektif mengajarkan anak bahasa asing sejak dini?

"Mengajarkan anak bahasa asing bisa dimulai sejak usianya di atas 4 tahun, karena pada saat itu anak sudah mengerti bahasa ibunya dan memiliki struktur bahasa yang kuat. Mulailah mengajarkan hal-hal yang sederhana, misalnya belajar angka, warna atau bentuk," ujar Muhammad Rizal, Psi, psikolog pendidikan anak saat dihubungi detikHealth, Kamis (17/12/2009).

Anak kecil memang memiliki kemampuan untuk menyerap segala sesuatu lebih cepat dibandingkan dengan orang dewasa. Tapi pada anak yang masih sangat kecil, kemampuan menyerapnya tidak sebanding dengan kemampuan sang anak untuk mengaplikasikannya.

"Jadi sebaiknya lihat juga sisi kemampuan dari si anak, apakah anak sudah kuat struktur bahasa ibunya (bahasa Indonesia) atau belum," ujar psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan UI.

Rizal mencontohkan banyak kejadian anak yang dimasukkan ke sekolah bilingual tapi belum memiliki struktur bahasa ibu yang kuat menjadi bingung. Anak tidak tahu bahasa apa yang seharusnya digunakan, sehingga nantinya anak malah menggunakan bahasa 'gado-gado'. Ini karena banyak orangtua yang memaksakan anaknya untuk belajar bahasa asing hanya ikut-ikutan tren atau gengsi saja tanpa melihat kemampuan dari si anak.

Cara efektif untuk merangsang anak menyukai bahasa asing adalah orangtua sebaiknya mengajarkan atau mengenalkan anaknya terlebih dahulu dasar-dasar dari bahasa asing tersebut di rumah, sebelum memasukkan anak ke lembaga belajar. Hal-hal yang ditemui sehari-hari di rumah bisa dijadikan contoh untuk memulai, misalnya menunjuk benda-benda dengan bahasa asing. Selanjutnya bisa mulai belajar angka, warna atau bentuk dengan pengenalan sambil bermain.

Dari hal-hal kecil itu, orangtua bisa melihat kemampuan si anak menyerap dan mengucapkannya. Jika sudah siap tak ada salahnya memasukkan anak ke lembaga atau kursus bahasa.

Rizal memberikan beberapa tips dalam memilih lembaga atau kursus bahasa asing untuk si kecil yaitu:
1. Pilihlah tempat yang tidak membuka kelas untuk anak yang masih sangat kecil, ini berarti lembaga tersebut memang memperhatikan kemampuan dari anak-anak.
2. Melihat siapa yang mengajar dan sudah berapa lama lembaga tersebut berdiri.
3. Perhatikan metode yang digunakan, karena anak kecil lebih menyukai metode belajar sambil bermain.

Tapi bagaimana jika sudah dikursuskan anak belum juga mampu bercakap bahasa yang dipelajari?

"Jika ada anak yang sudah kursus dan belajar bahasa asing secara maksimal tapi tetap saja tidak memberikan hasil yang baik, berarti anak tersebut memang belum memiliki kemampuan belajar dan mengingat yang matang. Jadi jangan dipaksakan, karena sama saja bohong," ujar psikolog yang lulus tahun 1997 ini.

Menurutnya, agar pembelajaran bahasa si anak tidak sia-sia, orangtua juga harus terlibat dengan anak dalam aktivitasnya di rumah meskipun si orangtua punya kemampuan terbatas dalam bahasa asing, tapi orangtua bisa memancing anak berbicara dalam bahasa asing.

Usia emas (golden age) seorang anak memang 5 tahun pertama kehidupannya, yaitu seorang anak akan menyerap segala sesuatunya dengan sangat cepat dibandingkan orang dewasa. Itu sebabnya banyak yang bilang semakin dini anak belajar bahasa asing maka hasilnya akan semakin bagus.

Tapi ada hal lain yang harus diingat, yakni perhatikan juga kemampuan si anak, apakah anak sudah bisa mengaplikasikannya dengan benar atau tidak agar nantinya anak tidak menjadi bingung. Dan jangan pernah memaksakan anak untuk belajar sesuatu jika anak memang belum mampu.(ver/ir)

sumber :
Vera Farah Bararah - detikHealth

Sabtu, 05 Desember 2009

Pecandu Internet Usia Belia Rentan Siksa Diri

Guangdong - Sejak pertengahan tahun 90-an, perilaku kecanduan internet telah diklasifikasikan sebagai masalah kesehatan yang serius. Riset terbaru memperingatkan timbulnya bahaya baru yang mengancam remaja dari 'penyakit' kecanduan internet.

Dari pengamatan para peneliti Australia-China terhadap 1.618 remaja usia 13-18 tahun di Guangdong, China, remaja yang kecanduan internet disimpulkan cenderung terlibat dalam perilaku yang merugikan diri sendiri.

Para remaja ini sengaja diteliti mengenai perilaku memukul, menjambak rambut hingga membakar diri sendiri. Kemudian mereka juga diberikan semacam tes untuk mengukur seberapa candunya terhadap internet.

Sekitar 10% dari remaja yang disurvei dinyatakan kecanduan Internet, dan kurang dari 1% di antaranya sangat kecanduan. Namun yang mengejutkan, para remaja yang kecanduan ini ternyata 2,4 kali lebih suka menyakiti diri sendiri. Bisa sampai 1-5 kali dalam kurun waktu enam bulan.

"Banyak pelajar yang dilaporkan memiliki hubungan antara kecanduan internet dengan gejala psikiatrik dan depresi di antara remaja lain," kata para peneliti dalam hasil studi mereka yang diterbitkan dalam jurnal Injury Prevention.

Sejumlah ahli juga menginteprestasikan bahwa pecandu internet cenderung memiliki perasaan depresi, gugup dan hilang mood saat tidak online. Namun, semua perasaan negatif ini bisa dihilangkan saat mereka kembali berhadapan dengan dunia maya. Demikian detikINET kutip dari Reuters, Sabtu (4/12/2009).

sumber : Santi Dwi Jayanti - detikinet

Sekolah Khusus Laki-laki Tak Baik untuk Kesehatan Anak

London, Jika Anda sayang anak, sebaiknya jangan menyekolahkan anak laki-laki di sekolah khusus laki-laki. Peneliti melaporkan, mereka akan lebih sering sakit, depresi dan susah mencari jodoh saat dewasa kelak. Demi kesehatannya, pria akan lebih baik jika disekolahkan bersama wanita.

Pernahkah Anda mendengar bahwa pria yang dikelilingi lingkungan pria akan kesusahan dalam urusan wanita? Ternyata hal itu benar-benar terbukti.

Peneliti dari London University Institute of Education melakukan studi terhadap 17.000 orang dewasa dengan latar sekolah yang berbeda-beda, mulai dari homeschooling, sekolah khusus (pria/wanita) dan sekolah campur pria-wanita.

Secara garis besar, pria akan lebih baik jika disekolahkan dan belajar bersama wanita,sedangkan wanita tidak masalah jika disekolahkan di jenis sekolahan manapun.

"Lingkungan sekolah lebih banyak mempengaruhi kesehatan pria daripada wanita," ujar Profesor Diana Leonard seperti dilansir dari Independent, Rabu (2/12/2009).

Leonard mengatakan, pria yang dulunya disekolahkan di sekolah khusus pria cenderung lebih cepat bercerai di usia 40-an tahun. Mereka juga dilaporkan lebih sering sakit dan depresi di usia tersebut.

"Mungkin karena dampak dari buruknya hubungan percintaan mereka," ucap Leonard.

Dampak buruk lainnya adalah, mereka juga dilaporkan lebih banyak malas dan bosan belajar ketika berada di sekokah.

Ketika sudah dewasa, mereka lebih banyak mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci, membersihkan rumah dan belanja kebutuhan sehari-hari dibanding istrinya.

Studi lainnya menyebutkan kemungkinan menjadi seorang homoseksual, meski persentasenya kecil sekali.

"Semua studi itu menunjukkan bahwa sekolah khusus laki-laki berdampak jelek terhadap akademis, sosialisasi dan kesehatan laki-laki itu sendiri. Laki-laki memang sebaiknya tidak diisolasi dari perempuan. Mereka akan lebih baik dan belajar untuk lebih baik ketika ada wanita," ujar Mary Bousted, sekretaris dari Association Teacher and Lecturers.

Sumber : Nurul Ulfah - detikHealth

Mainan Serba Pink Pengaruhi Buruk Anak Perempuan

Warna pink atau merah muda selalu identik dengan anak perempuan, banyak orangtua memberikan putrinya segala macam pernak pernik serba pink. Tapi ternyata warna pink bisa memberikan efek yang tidak bagus untuk perkembangan anak perempuan.

Biasanya banyak sekali ditemukan berbagai macam barang berwarna merah muda yang ditujukan untuk anak perempuan sedangkan anak laki-laki identik dengan warna biru. Maka tak jarang banyak sekali anak perempuan yang mengoleksi segala hal yang berhubungan dengan warna pink.

Tapi ada sekelompok ibu yang melakukan kampanye pemboikotan terhadap segala macam pernak pernik anak perempuan yang berwarna pink mulai dari deretan alat musik, pakaian atau mainan. Para ibu ini berpikir barang-barang berwarna merah muda ini bisa membuat seorang anak terobsesi dengan bentuk tubuhnya yang bagus layaknya seorang putri kerajaan.

Obsesi tinggi yang sudah ada sejak masih berusia sangat muda ini akan membuat anak perempuan berpikir bahwa keindahan bentuk tubuh akan lebih dihargai dibandingkan dengan kepintaran atau kemampuan otak seseorang. Kampanye anti pink ini juga didukung oleh Ed Mayo, seorang penulis buku Consumer Kids, How Big Business is Grooming our Children for Profit.

"Ada hal buruk yang perlu dikhawatirkan dari perbedaan warna ini yang akan membuat anak-anak memiliki pemikiran berbeda. Seorang anak akan berpikir untuk memiliki status sosial yang tinggi sementara lainnya tidak," ujar Ed Mayo, seperti dikutip dari Telegraph, Rabu (2/12/2009).

Ditambahkannya bahwa sebelum perang dunia II, sebenarnya warna merah muda atau pink selalu dihubungkan dengan anak laki-laki sementara warna biru secara tradisional merupakan warna Virgin Mary yang selalu dihubungkan dengan anak perempuan. Tapi kini telah terjadi perubahan dalam hubungan antara warna dengan jenis kelamin anak-anak.

Para ibu yang melakukan pemboikotan terhadap segala bentuk pernak pernik merah muda untuk anak perempuan menjuluki kampanye ini dengan nama Pinkstinks.

"Kami ingin mendorong anak-anak perempuan tersebut agar lebih aktif dan menjadi anak-anak yang bahagia, bukan seperti anak pasif yang bergaya putri dan lebih mementingkan keindahan fisik daripada kemampuan otaknya," ujar salah satu anggota kampanye Emma Moore.

Pengaruh buruk dari citra putri raja yang serba cantik dan ramping baru-baru ini juga dikaji para peneliti. Lebih dari 50 persen gadis berumur rata-rata 3 tahun saat ini sudah merasa takut gendut. Citra perempuan langsing dan ideal yang didapatkan dari film-film princess membuat mereka tidak percaya diri, bahkan di usia yang tidak seharusnya.

sumber : Vera Farah Bararah - detikHealth

Metode Kangguru Mengurangi Angka Kematian Bayi

Di Indonesia diperkirakan satu bayi lahir meninggal setiap enam menitnya, salah satunya akibat memiliki berat badan yang rendah. Tapi dengan metode kangguru hal ini bisa dikurangi.

Kematian bayi dalam hal ini yang berusia 0 sampai 1 tahun di Indonesia masih terbilang tinggi dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Dan sekitar 50 persennya meninggal sebelum mencapai usia 1 bulan. Banyak faktor yang menyebabkan bayi tersebut meninggal.

"Tiga penyebab utama bayi meninggal adalah akibat berat badan rendah sebesar 29 persen, mengalami gangguan pernapasan sebesar 27 persen dan masalah nutrisi sebesar 10 persen," ujar Dr Badriul hegar SpA(K) dalam acara talkshow "Di Balik Kematian Bayi dan Balita dalam rangka Hari Kesehatan Nasional 2009" di JCC, Jakarta, Jumat (4/12/2009).

Salah satu cara untuk mencegah bayi meninggal akibat berat badan rendah adalah dengan menggunakan metode kangguru. Metode ini bisa membantu bayi untuk tetap merasa nyaman dan hangat karena bayi dengan berat badan rendah sangat rentan terkena hipotermia.

Metode ini memang menggunakan prinsip seperti kangguru, yakni dengan cara menggendong sang bayi menggunakan kain untuk tetap berada dalam dekapan sang ibu kemanapun ibu itu pergi. Pelaksanaan metode ini sebaiknya diikuti oleh pemberian ASI eksklusif sebagai asupan nutrisinya.

Berapa lama bayi tersebut berada dalam posisi kangguru kemungkinan selama 24 jam, agar bayi tersebut tetap merasa hangat dan nyaman. Jika ibu terpaksa harus melepaskan posisi ini, sebaiknya digantikan terlebih dahulu dengan orang lain misalnya sang ayah. Karenanya peran ayah juga menjadi sangat penting untuk membantu keberhasilan metode ini.

Sebuah penelitian pernah dilakukan di Afrika Selatan, para ahli meneliti selama 10 tahun dan didapatkan hasilnya kematian bayi akibat berat badan rendah turun sekitar 30 sampai 50 persen dengan metode kangguru ini.

"Metode ini sudah bisa dilakukan untuk bayi yang memiliki berat badan rendah saat lahir yaitu 2.000 gram, sedangkan untuk berat badan 1.500 gram saat ini sedang dicoba," ujar Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ini.

Selain dengan menggunakan metode kangguru, cara lain untuk mengurangi angka kematian bayi adalah dengan memberikan informasi yang mendalam mengenai perawatan bayi yang benar serta memberikan pelayanan kesehatan yang baik mulai dari desa-desa.

Diharapkan dengan begitu Indonesia bisa berhasil mencapai program MDGs yaitu mengurangi angka kematian bayi dan balita. Serta bayi tersebut bisa menikmati haknya untuk tetap hidup dan berkembang.

sumber : Vera Farah Bararah - detikHealth

Jumat, 04 Desember 2009

Dada Ibu Tempat Paling Nyaman untuk Bayi

Dimanakah tempat yang benar-benar nyaman untuk seorang bayi? Ternyata bukanlah tempat yang jauh atau mahal, tapi cukup dengan meletakkan bayi di dada sang ibu saja. Dada ibu memberikan suhu yang sesuai kebutuhan sang bayi.

"Kulit ibu itu memiliki kemampuan untuk menyesuaikan suhu tubuhnya dengan suhu yang dibutuhkan oleh bayinya (thermoregulator thermal synchron)," ujar dr Utami Roesli, SpA, IBCLC, FABM dalam acara talkshow "Di Balik Kematian Bayi dan Balita dalam rangka Hari Kesehatan Nasional 2009" di JCC, Jakarta, Jumat (4/12/2009).

Utami menambahkan jika bayi merasa kedinginan maka secara otomatis suhu tubuh ibu akan meningkat sebesar 1 derajat celcius. Begitupun saat bayi merasa panas maka subuh tubuh ibu akan turun 1 derajat celcius. "Jadi nggak masalah kalau bayi berada beberapa jam di dada ibunya," ungkap ketua Sentra Laktasi Indonesia.

Selama ini banyak sekali bayi yang harus dipisahkan dari ibunya saat baru dilahirkan, padahal tidak ada tempat yang bisa memberikan bayi kenyamanan seperti dada ibunya. Maka itu kini sedang gencar digalakkan aksi inisiasi menyusu dini (IMD), yakni bayi yang baru lahir harus berusaha menyusu sendiri dan menemukan puting susu ibunya sambil diletakkan di dada ibu. Dengan begitu akan terjadi kontak kulit antara ibu dan bayinya, tapi juga menjadi tempat yang paling nyaman untuk si bayi.

Tanpa disadari bayi pada usia beberapa menit dapat merangkak sendiri ke arah payudara ibunya dan menyusu sendiri. Saat bayi tersebut bergerak, kaki sang bayi akan menekan perut ibu.

"Sebenarnya bagian yang ditekan oleh bayi itu tepat di atas rahim dan ini sangat berguna sekali untuk mengurangi pendarahan yang dialami oleh si ibu," ujar dokter yang lulus dari FK Unpad Bandung pada tahun 1972.

Selain itu bayi juga menggunakan bau di tangannya untuk membantunya mencari dimana letak puting sang ibu. Karena bau tangannya sama dengan bau dari cairan yang ada di payudara. Jadi saat bayi diletakkan di dada dan merasa nyaman, maka bayi akan lebih mudah untuk merangkak sendiri menuju puting payudara ibu.

Jika bayi sudah menemukan tempat yang nyaman untuk dirinya, maka lengkapilah ia dengan standar emas makanan bayi. Standar emas ini meliputi IMD dan rawat gabung antara ibu dan anak, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, memberikan makanan pendamping ASI setelah berusia 6 bulan serta usahakan tetap memberikan ASI hingga anak berusia 2 tahun.

Agar bayi tetap merasakan kenyamanan serta aman, sebaiknya bayi tidur satu ranjang dan berada disamping ibunya terutama saat tidur di malam hari.

sumber : Vera Farah Bararah - detikHealth

Selasa, 01 Desember 2009

Ajari si Kecil Ucapkan Maaf

Jakarta, Anak-anak terkadang belum mengerti apa artinya minta maaf dan orangtua seringkali memarahi anaknya jika anak melakukan kesalahan. Tapi sebenarnya cara terbaik adalah dengan mengajarkan anak bagaimana caranya mengucapkan kata maaf.

Para ahli setuju bahwa anak-anak tidak boleh dipaksa untuk mengatakan maaf saat dirinya melakukan suatu kesalahan. Tapi bukan berarti anak-anak bisa lepas tanggung jawab begitu saja. Anak tetap harus diajarkan mengenai perilaku yang baik dan buruk.

Orangtua harus mengambil kesempatan untuk mengajarkan anaknya mengenai perilaku apa yang baik dan perilaku seperti apa yang buruk pada waktu yang sama. Sehingga anak bisa membandingkan keduanya serta mengerti bahwa dirinya hanya boleh berperilaku baik saja.

Memaksakan anak kecil untuk meminta maaf setelah menggigit atau memukul anak lain tidak akan memberikan maaf yang tulus dan mengubah perilaku anak. Jadi ada beberapa hal yang harus dilakukan orangtua agar anak mengerti arti dari kata maaf, seperti dikutip dari Childcare, Rabu (4/11/2009):

1. Gunakan perilaku buruk sebagai contoh saat mengajarkan anak. Para ahli sempat memiliki perbedaan opini, tapi secara umum menyetujui bahwa anak harus berpikir apa yang dilakukannya itu salah dan apa akibatnya jika anak melakukan hal itu. Setelah memberi anak waktu untuk berpikir, lalu tanyakan apa yang harus dilakukannya untuk membuat hal tersebut menjadi benar. Jika anak menyarankan untuk meminta maaf atau memberikan pelukan, maka itu akan lebih baik dan terlihat lebih tulus.

2. Beri label mengenai beberapa perbuatan yang salah. Orangtua dan pengasuhnya harus memberitahu anak bahwa setiap perbuatan yang salah akan menerima suatu konsekuensi dan merupakan hal yang penting untuk menebus kesalahan itu dengan cara minta maaf.

3. Bicarakan mengenai suatu perasaan. Saat memasuki usia sekolah, anak-anak mulai belajar mengenai empati dan juga perasaan. Ketika seorang anak belajar bahwa perbuatannya tersebut bisa membuat anak lain merasa sedih atau terluka, maka hal ini lebih bisa membuat anak sadar bahwa dirinya telah melakukan suatu kesalahan dan harus bertanggung jawab atas tindakannya tersebut.

4. Komunikasikan dengan baik mengenai alasan dibalik kata maaf. Komunikasi adalah cara yang tepat untuk membantu anak memahami perbuatannya dan membuatnya menjadi menyesal. Bicarakan hal ini secara konsisten agar diterapkan di rumah dan sekolah.

5. Pastikan untuk selalu menunjukkan rasa cinta pada anak. Jangan pernah membiarkan anak merasa tidak dicintai ketika melakukan suatu kesalahan, ucapkanlah bahwa orangtua akan lebih mencintai anak jika dirinya bertanggung jawab dan mau mengakui kesalahan dengan mengucapkan maaf.
(sumber : Vera Farah Bararah - detikHealth)

Internet Aman untuk si Kecil

Internet sudah menjadi barang umum yang bisa digunakan oleh siapa saja, termasuk anak-anak. Namun seringkali internet ini disalahgunakan untuk mencari hal-hal yang tidak sepantasnya. Bagaimana melindungi anak-anak dari penyalahgunaan internet?

Internet bisa menjadi sumber belajar yang luar biasa bagi anak-anak, dimana bisa membantunya mengerjakan tugas sekolah, mendapatkan informasi terkini, berkomunikasi dengan guru dan bermain game interaktif. Namun, internet juga bisa jadi akses tercepat untuk hal-hal negatif yang dapat mempengaruhi sifat dan perilaku anak.

Itulah sebabnya mengapa peran orangtua menjadi sangat penting untuk mengetahui apa saja yang dilihat, dipelajari dan didengar oleh anak-anak dari internet. Sama seperti masalah keamanan pada anak, penggunaan internet juga membuthkan kebijaksanaan dan perhatian lebih dari orangtua.

Penggunaan internet sangat memudahkan anak-anak untuk mengakses situs-situs orang dewasa atau mempelajari hal yang salah. Tidak ada yang bisa menjamin 100 persen anak-anak tersebut terhindar dari risiko negatif internet, sehingga penting untuk mengetahui aktivitas anak di depan komputer serta memberitahu mengenai risiko yang bisa diakibatkan jika anak salah menggunakan internet.

Banyak penyedia layanan internet yang bisa memblokir situs tertentu agar tidak masuk ke komputernya, atau bisa juga menggunakan program lain yang dapat memantau dan melacak situs apa saja yang sudah diakses.

Selain menggunakan cara tersebut, ada beberapa cara lain yang bisa digunakan untuk melindungi anak dari ancaman penyalahgunaan internet, seperti dikutip dari Kidshealth, Kamis (5/11/2009) :

1. Jadilah orangtua yang mengerti penggunaan internet dan ketahui bagaimana cara memblokir situs yang tidak pantas.
2. Letakkan komputer di tempat umum, jangan menaruhnya di kamar pribadi anak dimana orangtua tidak bisa melihat dan memantau penggunaannya.
3. Mintalah account email anak Anda sehingga bisa memonitor pesan apa saja yang masuk dan keluar.
4. Berikan situs favorit anak-anak yang mudah untuk diakses.
5. Luangkan waktu untuk menggunakan internet bersama sehingga bisa sekaligus mengajarkan anak penggunaan internet yang benar.
6. Berilah anak batas waktu penggunaan internet, sehingga anak tidak menghabiskan banyak waktu di depan komputer.
7. Jika anak menunjukkan perilaku atau sifat yang berbeda dari biasanya, tanyakan dan segera cek situs apa saja yang biasa diakses oleh anak.


Jika Anda sudah memutuskan untuk memberikan fasilitas internet bagi anak, maka Anda juga dituntut untuk memberikan perhatian lebih dalam penggunaannya sehingga anak tidak menjadi korban dari dunia maya.
(sumber : Vera Farah Bararah - detikHealth)